Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Das Kapital for beginner [bahasa Indonesia]

Gambar
Judul: Das Kapital-for beginners Penulis: Arif Rahman Cover: Softcover Bahasa: Indonesia Kondisi: Segel punya Harga: Rp. 55.000 Das Kapital adalah salah satu mahakarya dari Karl Marx. Sebuah buku yang banyak peminat dan pemujanya sekaligus memunculkan pula tidak sedikit kritik dan hujatan dari penentangnya. Buku tersebut pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman. Uraian panjang Marx dalam Das Kapital bagi sebagian kalangan dipandang terlalu "ilmiah" untuk dipahami khalayak umum. Bagi anda yang belum begitu paham dan masih awam tentang perkara kapitalisme maka buku Das Kapital for beginners ini semoga bisa menjadi pembuka wawasan. Buku ini mencoba meneropong kondisi rill perkembangan (ekonomi) di Indonesia dengan kacamata pemikiran Karl Marx dalam Das Kapital.

Hak untuk Malas-Paul Lafargue

Gambar
Judul: Hak Untuk Malas Penulis Paul Lafargue [menantu Marx] Cover: Softcover Bahasa: Indonesia Kondisi: Segel punya Stok: terbatas Harga: Rp. 40.000 Keterangan Jauh lebih baik menebarkan sampar dan meracuni mata aor daripada mendirikan pabrik kapitalis di tengah suatu populasi pedesaan . Perkenalkanlah kerja pabrik, lalu ucapkan selamat tinggal kepada semua hal yang membuat hidup menjadi indah dan berharga," kata Paul Lafargue. Paul Lafargue adalah seorang jurnalis sosialis Marxis revolusioner asal Perancis, kritikus sastra, penulis, aktivis politik, dan menantu dari Karl Marx. Dia juga berperan aktiv dalam aktivitas-aktivitas publik seperti pemogokan dan pemilu, dan dipenjara beberapa kali. Dia dikenal sebagai orang yang memperluas doktrin-doktrin orisinal Marxis, tetapi juga meambahkan ide-ide orisinalnya sendiri. Salah satu contohnya buku "Hak untuk Malas" ini.

Indonesia Communism Under Sukarno-Rex Mortimer

Gambar
Judul : Indonesian Communism Under Sukarno Penulis : Rex Mortimer Penerbit : Pustaka Pelajar Teks Bahasa : Indonesia Harga : Rp. 125.000 Sejarah Komunisme di Indonesia seolah ditakdirkan untuk konsisten dengan tragedi. Pada tiga periode berbeda, Partai Komunis Indonesia (PKI) telah mengemuka dari sekedar partai pinggiran yang tidak mencolok berubah menjadi partai terdepan dan menonjol dengan kecepatan menakjubkan layaknya "api sabana" membakar habis di musim panas -- istilah Mao Tse Tung untuk menggambarkan kebangkitan gerakan petani di China Tengah pada 1925 -- namun selalu saja kandas oleh skandal kekerasan.